Cafe

Setelah membalas pesan Bita, Kaza langsung pergi menggunakan mobilnya ke Cafe tanpa izin dengan Jerian.

Alasan Kaza tidak izin karna ia sudah terlanjur kesal dengan Jerian yang sudah seminggu sibuk sampai melupakan dirinya. Ketika ditanya tentang bukti pun Jerian enggan menjawab.

Perjalanan dari rumah menuju Cafe tak memakan waktu banyak. Suasana Cafe siang itu sangat ramai, mungkin karna sudah memasuki waktu makan siang.

Kring! Suara lonceng di pintu masuk Cafe berbunyi ketika Kaza membukanya.

Bita yang berada didekat kasir langsung berjalan menyambut kedatangan Kaza.

“Kaza!” sapa Bita.

Kaza langsung memeluk Bita sekilas, “Kak! Aku kangen deh, udah seminggu lebih ga kesini.”

Bita mengajak Kaza ke dapur untuk menunjukkan kue yang ia buat dengan resep baru.

Dicicipinya kue dengan topping strawberry itu, “Enak!” ujar Kaza dengan semangat.

Sebuah senyuman terlukis di wajah Bita setelah mendapat respon baik dari Kaza.

“Kamu orang pertama yang cicipin resep aku loh!” ucap Bita.

“Iya? Wah seneng banget jadi orang pertama,” sahut Kaza yang membuat Bita gemas.

“Kalo gitu kita keluar yuk? Kaza duduk aja, nanti aku suruh pelayan buat anterin kue nya ke meja kamu,”

“Oke deh, aku keluar duluan ya kak!”

Kaza beranjak keluar dari area dapur, sedangkan Bita pergi memanggil salah satu pegawainya untuk membawakan kue dan minuman pesanan Kaza.

Namun saat Kaza sedang berjalan menuju mejanya, ada seorang perempuan menggunakan dress pendek diatas lutut yang berjalan sambil memainkan ponselnya tanpa melihat ada Kaza.

Perempuan itu menabrak Kaza dari samping mengakibatkan minuman yang dibawanya tumpah ke baju perempuan itu.

“Lo! Jalan pake mata dong!” ucap perempuan itu membuat beberapa pengunjung menoleh kearah mereka.

Kaza mengerutkan keningnya, perempuan itu bukannya meminta maaf malah membentaknya.

“Yeuu, jelas-jelas kalo jalan tuh pake kaki! Lagian kalo jalan jangan sambil main handphone, ga liat lo ada orang lagi jalan!” Kaza kembali membentak perempuan itu.

Tak hanya dress perempuan itu yang ketumpahan minuman, tetapi hoodie yang ia gunakan juga terkena.

“Kok lo nyolot sih bukannya minta maaf! Pokoknya gue gamau tau, lo harus minta minuman gue!”

“Dih? Ogah banget minta maaf dan ganti minuman lo, orang gue ga salah kok!”

Keduanya terlibat adu mulut membuat semua pandangan pengunjung tertuju kepada mereka.

Tepat setelahnya, Jerian yang baru masuk kedalam Cafe langsung menghampiri mereka.

“Ada apa ini?” tanyanya.

Entah ada angin apa, tiba-tiba perempuan itu langsung menggandeng Jerian dan memasang muka kesal.

“Jer! Cewe ini senggol aku sampe minuman aku tumpah,” adunya.

Kaza yang melihat abangnya digandeng oleh perempuan yang ia anggap aneh itu membesarkan kedua matanya.

“Heh! Lepasin gandengan lo anjrit!”

“Lo siapa berani suruh gue lepasin?!”

Jerian hanya menatap bingung. Ia bingung karna tiba-tiba Angel bertengkar di Cafe, disisi lain ia bingung Kaza berada disana dan bertengkar dengan Angel.

Bita yang dari tadi diam memperhatikan dari jauh, langsung menghampiri mereka karna dirasa mereka tidak akan selesai bertengkar.

“Abang! Sini gak?! Ngapain sih mau aja digandeng cewe gatel bin ga jelas?!” Kaza menarik Jerian menjauh dari Angel.

“Abang?!” tanya Angel dengan sedikit berteriak.

“Iya! Kenapa? Kaget? Ga akan gue restuin lo sama abang gue!” ujar Kaza.

“Kaza, minta maaf,” ucap Jerian.

Kaza yang terkejut karna disuruh minta maaf langsung membantah, “Aku ga salah? Dia yang nabrak aku duluan, dia jalan sambil main hp terus nabrak aku. Kalo abang ga percaya tanya aja sama pengunjung lain!”

“Kaza, ayo lah ga ada salahnya minta maaf, biar kalian ga diliatin orang, malu.”

“Gak! Aku ga akan mau minta maaf sama cewe ga jelas, cewe gatel! Main gandeng-gandeng abang aja!” Kaza terus menolak.

Jerian tiba-tiba membentak Kaza, “Kazalea! Jaga ucapan kamu, ini di luar. Jangan buat abang malu, kamu cuma disuruh minta maaf aja, kenapa jadi ngatain Angel?”

Kaza membulatkan matanya menatap Jerian tak percaya. Abangnya membentak dirinya didepan banyak orang hanya untuk membela perempuan itu.

Sedangkan Angel, hanya tersenyum sinis melihat Kaza yang dibentak Jerian.

“Je, Kaza ga salah. Udah lah kenapa jadi lo bentak dia,” ucap Bita yang mulai melerai mereka.

Tanpa basa-basi, Kaza langsung keluar dan pergi meninggalkan Cafe dengan tangis yang ia tahan.

“Kaza!” panggil Jerian yang Kaza hiraukan.

Dirinya sudah terlanjur kecewa, Jerian tak pernah membentaknya apalagi didepan orang banyak, ia juga kecewa ketika Jerian lebih memilih Angel yang jelas-jelas salah.

'Mama ....' ucap Kaza dengan lirih.