meet her
Sesuai dengan perintah Melvin, Arel menunggunya tidak ditempat panas.
Arel berdiri sambil menyender disalah satu pilar disana. Ada seorang perempuan yang tidak menyadari bukunya terjatuh. Arel mengambil buku itu, berniat untuk mengembalikan.
“Hey!”
Perempuan itu menoleh, “Buku lo jatuh.”
“Ah ya, makasih ya—”
“Arel.”
Arel mendapat balasan senyum dari perempuan itu, “Makasih ya Arel.”
“Sama-sama.”
“Btw, nama lo siapa?”
“Bianca.”
“Salam kenal ya Bi–” ucapan Arel terpotong ketika Melvin memanggilnya.
“Sayang, yuk jalan.”
Keadaan menjadi canggung beberapa saat. Melvin yang mengetahui ada Bianca disana menegurnya duluan.
“Eh Bi, lo ngapain disini?” tanya Melvin.
“Ini buku gue jatoh, terus ditemuin sama Arel.”
Melvin mengangguk paham, “Yauda Bi, gue duluan ya.”
Bianca tersenyum, “Hati-hati.”
Melvin menggandeng tangan Arel dengan erat. Mereka sekarang berada di tengah ramainya pengunjung food court.
“Kamu kenal Bianca?” tanya Arel.
“Kenal. Anak BEM juga.”
Arel menganggukan kepalanya. Sebenarnya saat Melvin datang, raut wajah Bianca tadi berubah seketika menjadi senang. Ada rasa penasaran dibenak Arel, namun buru-buru ia hapuskan. Tidak mau memikirkan hal itu, Arel menarik Melvin ke salah satu meja disana.
“Kamu yang pesen ya,” ucap Arel.
“Kamu mau apa?”
“Es krim!” ucap Arel dengan semangat.
Melvin tertawa kecil melihat tingkah kekasihnya. Diacaknya pelan rambut Arel dengan gemas.
“Okey! Es krim akan segera datang tuan putri!” ujar Melvin lalu pergi menuju penjual es krim.
Tak lama Melvin pergi, notif pesan berbunyi berasal dari ponsel Melvin yang sengaja ia titipkan ke Arel.
Arel melihat sekilas notif tersebut lalu mengerutkan keningnya.
'Bianca : Melvin?'
Saat Arel ingin membuka pesan tersebut, Melvin datang dengan membawa dua es krim berbeda varian membuat Arel mengurungkan niatnya membuka pesan itu.