Sengaja?
Kaza keluar dari perpustakaan sambil membawa beberapa buku yang ia pinjam. Ia berjalan menuju kantin, namun ia harus memutar jalan melewati koridor barat karna sedang ada OB yang mengepel lantai koridor timur.
Saat melewati ruang kepala sekolah Kaza berhenti ketika mendengar percakapan Bu Retna dengan seseorang.
“Ya aku juga baru tahu kalau Jerian punya adik dan sekolah disini.”
“Kalau gitu, kita harus hati hati jangan sampai ketahuan.”
“Rencana kita sudah berjalan lancar sejak kematian Atla, jangan sampai gagal hanya karna anak kecil itu.”
“Tapi, Clara sudah tidak bisa berbuat seperti dulu. Dia sudah tidak mau melakukan itu lagi, kapok katanya.”
“Argh! Ya sudah, biar aku gunakan rencana lain. Tetap berperilaku seperti biasa, jangan sampai ketahuan.”
Kaza terdiam, hatinya memanas ketika nama Atla disebut. Itu artinya kematian kedua orangtuanya bukan hanya kecelakaan biasa, tetapi ada yang sengaja merencanakan.
“Lea,” suara seseorang yang memanggilnya membuat Kaza terkejut.
Kaza menoleh ke sumber suara, ada Adisty di sana dengan wajah bingungnya. “Ngapain?” tanya Adisty.
Saat Kaza ingin menjawab, suara pintu yang terbuka membuatnya buru buru menarik Adisty untuk bersembunyi dibalik tembok.
Seorang laki laki dengan setelan jas hitam keluar dari ruang bu Retna.
“Itu siapa? Kenal ga?” tanya Kaza kepada Adisty.
Adisty menggeleng, “Ngga kenal, tapi kayanya aku pernah liat.”
Kaza keluar dari tempat persembunyiannya memperhatikan laki laki itu dari jauh.
“Kenapa sih?”
“Gapapa,” Kaza memilih pergi dari sana.
“Duluan ya, Adis.”
Adisty yang melihat tingkah aneh Kaza hanya menatap heran, “Aneh.”