Terjawab
Kaza membuka matanya tepat setelah kain yang menutupi wajahnya terbuka. Dirinya duduk dengan tangan terikat ke belakang dan mulut yang disumpal dengan kain. Berada disebuah ruangan kosong yang penuh debu seperti tidak dibersihkan bertahun-tahun membuatnya merasa pengap.
Ia sadar seseorang menculiknya setelah ia sampai di rumah dan baru saja keluar dari mobil. Orang-orang berpakaian serba hitam datang mengeroyok dirinya. Walaupun Kaza sempat melawan, namun tenaganya masih tidak cukup untuk melawan orang-orang tersebut.
Derap langkah kaki terdengar olehnya, seseorang masuk ke ruangan tersebut. Seorang laki-laki paruh baya dengan setelan jas hitam dengan kacamata yang bertengger di batang hidungnya menatap Kaza dengan tatapan meremehkan.
“Halo, Kazalea Atlanna,” sapa laki-laki itu.
Kaza menatap laki-laki itu sinis, sesekali ia berusaha melepas ikatan tangannya. Laki-laki yang Kaza ingat wajahnya saat bertemu di bandara waktu itu dan laki-laki yang selama ini Kaza ingin habiskan dengan tangannya sendiri, Gio Raharja.
Dibukanya kain yang menyumpal mulut Kaza. Di posisi yang cukup dekat, Kaza menendang Gio tepat di area tulang keringnya.
Gio hanya terkekeh pelan sambil menahan sakit akibat tendangan Kaza, “Sebuah perkenalan yang bagus, putri kecilnya Atla,”
“Kenapa bunuh papa?!” tanya Kaza to the point.
“Wow, kayanya kamu sudah tahu tentang itu ya? Atla pasti bangga kalau tahu anaknya sepintar ini untuk mengungkap sebuah rahasia.”
Kaza dibuat geram oleh Gio yang menurutnya sangat menyebalkan.
“Sebenarnya, saya tidak akan membunuh Atla kalau saja ia mau kembali bekerja sama dan memberikan saham yang besar untuk perusahaan saya,” jawab Gio.
“Papa ga akan mau kerjasama dengan orang licik seperti anda!”
Gio tertawa mendengar ucapan Kaza, “Kamu tahu kenapa saya bunuh Atla? Karna dia, perusahaan saya hancur!” ujar Gio sedikit berteriak dan membanting barang yang berada didekatnya dengan maksud menakuti Kaza.
Akan tetapi, Gio seperti salah cara, Kaza sama sekali tidak ketakutan, justru Kaza hanya tertawa kecil.
“Tapi saya ga akan tinggal diam, saya bisa buat Atla merasakan apa yang saya rasakan,”
“Kamu tahu Clara? Si pembully di sekolahmu? Dia anak saya. Kamu juga tahu Retna? Kepala sekolah yang melakukan korupsi uang sekolah? Itu istri saya. Saya yang suruh mereka melakukan itu, agar apa? Agar tidak ada seorang pun yang mau sekolah disana dan akhirnya sekolah itu bangkrut. Kamu tahu perusahaan Atlan mengalami penurunan? Itu juga ulah saya. Dan terakhir, kamu pasti kenal dengan Angel,” Kaza menunggu Gio melanjutkan ucapannya walaupun sebenarnya ia sangat ingin memukul Gio saat itu juga.
“Angel, putri pertama saya yang saya suruh untuk menipu abangmu agar Jerian memberikan semua asetnya atas nama Angel.”
Licik, pendendam, itu yang bisa Kaza simpulkan atas segala ucapan Gio. “Pengecut!” decih Kaza.
“Tapi point terakhir gagal karna hubungan mereka renggang. Dan itu semua karna kamu!” Gio menunjuk Kaza tepat di depan matanya.
“Kamu! Anak kecil sok tahu, sok kuat, yang mau mengungkap semua yang saya tutupi selama ini. Tapi saya ga perlu khawatir, karna menyingkirkan anak kecil seperti kamu adalah hal yang mudah menurut saya,” ujar Gio sambil mengeluarkan sebuah pistol dari saku belakang.
Selama Gio berbicara, Kaza melakukan berbagai cara agar ikatan tangannya terbuka. Ia mengambil pecahan vas bunga yang Gio lempar untuk memutus tali tersebut.
“Kalau kamu mati, maka semakin mudahnya saya mengambil semua harta Atla,”
“Jangan pernah harap itu terjadi, Gio.” Kaza bangkit dan berlari menuju Gio. Namun dirinya tertahan oleh orang-orang suruhan Gio. Sedangkan Gio pergi entah kemana. Kaza melakukan perlawanan yang menyebabkan wajah dan bagian tubuh lainnya terluka akibat pukulan itu.
Hanya satu yang ia pikirkan setelah berhasil mengalahkan orang suruhan Gio, memberitahu Jerian sebelum semua terlambat.