Two Girl?
Minggu pagi yang cerah dengan udara sejuk membuat Kaza ingin bersantai dengan menghabiskan waktu di rumah. Namun, Jerian mengacaukannya dengan mengajak Kaza jogging ke taman komplek.
Suasana di taman ramai dengan orang yang sama hal nya dengan mereka, berolahraga.
Kaza berhenti sebentar membuat Jerian yang berada didepannya ikut berhenti. “Aku capek, istirahat dulu.”
Keduanya duduk disalah satu kursi taman, “Baru sebentar masa udah capek?”
“Ya aku kan jarang olahraga, pantes aja gampang capek.”
“Makanya tiap minggu kalo abang ajak jogging itu ikut, bukannya malah tidur.”
Kaza memutar bola matanya malas, “Aku mau beli minum, abang tunggu sini aja.”
“Oke, jangan lama lama. Hati hati!”
Kaza pergi meninggalkan Jerian yang kini hanya seorang diri. Dirinya membuka ponsel, ada pesan masuk dari sekertaris tentang penandatanganan kerjasama.
Bruk Tepat di depan Jerian ada tas berisi buah milik seorang wanita yang tak ia kenal yang terjatuh.
Jerian sontak membantu memungut buah tersebut dan memasukkannya kedalam tas.
“Aduh makasih ya, maaf ngerepotin,” ucap wanita itu.
“It's okay, lain kali hati hati.”
Wanita itu mengulurkan tangannya, “Aku Angel.”
Jerian sedikit memandang aneh wanita tersebut namun tak lama ia membalas uluran tangan itu, “Jerian.”
Wanita bernama Angel itu tersenyum manis, “Salam kenal ya, Jerian.”
Kaza menghampiri sebuah warung yang terletak tidak begitu jauh dari posisi Jerian.
“Ibu, air mineralnya dua ya,” pintanya.
Setelah memberikan uang dan mengambil air mineral tersebut, Kaza berniat kembali ke tempat Jerian berada. Namun matanya melihat ke sebrang dimana ada pedagang es krim disana.
Saat dirinya ingin menyebrang, ia tak melihat ada sebuah motor yang melaju dengan kencang. Kaza terserempet motor itu, dirinya hampir terjatuh namun diselamatkan oleh seorang wanita yang memang sedang lewat di sana.
“Woy!” teriaknya.
Dibawanya Kaza ke pinggir jalan, Kaza meringis pelan karna ada sedikit goresan dilengannya.
“Kamu gapapa? Ada yang luka?” tanya wanita itu.
Kaza menggeleng pelan, “Ngga kak, cuma gores sedikit. Tapi gapapa kok.”
“Lain kali hati hati ya, sekarang banyak yang bawa motor ugal ugalan. Padahal masih dilingkungan komplek yang ga begitu rame.”
“Iya, makasih ya kak.”
'Cantik,' batin Kaza.
“Kakak namanya siapa?” tanya Kaza.
“Aku Sabita, panggil Bita aja. Kalo kamu namanya siapa?”
Kaza tersenyum lebar, “Aku Kazalea, kakak bisa panggil aku Kaza. Anyway, nama kakak cantik!” seru Kaza.
Bita tersenyum manis, bahkan Kaza yang sesama perempuan pun menyukai senyum Bita. “Thank you, nama kamu juga lucu sama kayak orangnya.”
“Kakak bisa aja,”
“Oh iya, Kaza sendiri?”
Kaza menggeleng, “Ngga, aku sama abang. Tadi niatnya mau beli es krim dulu baru balik ke abang, tapi malah keserempet motor.” keluh Kaza.
“Abangnya dimana? Aku anter yuk.”
Kaza bangun dibantu Bita. Keduanya berjalan menuju bangku taman yang diduduki Jerian.
Jerian yang melihat Kaza kembali bersama seseorang yang menuntunnya pun bingung. “Loh Kaza, kenapa?”
“Tadi abis beli minum aku mau beli es krim, tapi malah ke serempet motor.”
“Hah?! Kok bisa? Ada yang luka? Sakit ga? Mau ke rumah sakit?” Jerian memutar tubuh Kaza, mengecek dengan menyerbu Kaza dengan pertanyaan bertubi-tubi.
Bita yang melihat tingkah Jerian kepada Kaza hanya tertawa kecil.
“Aku gapapa abang. Untungnya aku dibantuin sama kakak cantik.” Kaza menunjuk Bita membuat Jerian langsung menoleh menatap Bita.
Jerian mengulurkan tangannya, “Saya Jerian, abangnya Kazalea. Thank you ya udah tolongin adik saya.”
Bita membalas uluran tangan Jerian, “Sabita, panggil aja Bita. Iya sama sama.”
“Muka kamu kayak ga asing, kita pernah ketemu sebelumnya?”
“Pernah,” ucapan Bita membuat Kaza dan Jerian terkejut.
“Gue alumni Bradley University, lo Jerian Atlanno kan?”
“Ohh iya iya! Lo Sabita si anak BEM kan?” tanya Jerian.
Bita mengangguk, “Yap, itu gue.”
“Ya ampun ga nyangka bakal ketemu di sini. Rumah lo deket sini juga?”
“Engga sih, kebetulan gue lagi nginep di rumah temen. Kalo gue tinggal di apart yang lumayan jauh dari sini.”
Jerian mengangguk paham. Kaza yang sedari tadi hanya menonton percakapan mereka akhirnya membuka suara.
“Kak Bita mampir ke rumah yuk! Kita sarapan bareng, nanti pulangnya dianter sama bang Je.”
Jerian menatap Kaza kaget, tak biasanya Kaza se excited ini bertemu orang asing.
Bita yang melihat tingkah Jerian menggelengkan kepalanya, “Gausah Za, nanti ngerepotin.”
“Gapapa Ta, itung itung ucapan terima kasih karna udah tolongin adik gue.”
Mau menolak lagi, Bita merasa tak enak karna melihat Kaza yang begitu menginginkan dirinya ikut ke rumahnya, “Iya oke, gue mampir.”
“YAYY!! Ayo Kak Bita, aku masakin nasi goreng ala Kaza!” Lengan Bita digandeng oleh Kaza meninggalkan Jerian yang masih diam ditempat.
'Aneh, biasanya juga gamau kenalan sama orang baru.'